Translate

Kamis, 09 Juli 2009

kritisi budaya kapitalisme dalam pengelolaan lembaga pendidikan!!!

salah satu calon wapres mengatakan kita mengalami masalah sistemik dlam pemerintahan dan perlu ada perbaikan yang bersifat sistemik (wah tambah jauh panggang dari pada api). udah dech, sistem ekonomi dan pendidikan aja dulu utamakan. dari debat capres sp wapres, tidak ada satupun yang cukup kongkrit membahas masalah pendidikan (pendidikan gratis langkah maju perlu didukung dn terus diefektipkan)
miris, ketika sd-smp digratiskan mereka masih tetap tidak bisa sekkolah, hanya karena biaya tak terduga selam sekolah tetap tidak terjangkau. salah satu sekolah pernah terlihat begitu boros dalm menggunakan kertas, yang kija d;lm sebualn diefesiensikan, cukup untuk membuat beberapa anak bisa membeli sepatu yang layak. sampai masalah yg sepele seperti itu kita benar-benar memalukan!
satu seragam mahal, meja kursi mahal dan semua sarana dan prasaran yang sebetulnya tidak cukup mendidik, bisa menolok anak2 lain untuk bisa bersekolah atau sekedar untuk beli buku tulis yang layak. untuk memeratakan kualitas pendidikan kuncinya kita harus jeli dalam efesiensi dan efektifitas
belum lagi kita menerapkan materi pendidikan yang seringkali belum saatnya diberikan pada anak, sampai untuk itu satu anak harus mengeluarkan uang puluhan bahkan ratusan ribu. Contoh missal, anak teka yang setiap tahun diberikan kegiatan simulasi ibadah haji (untuk hal yang bukan prioritas kita mengeluarkan biaya yang tidak sedikit), coba bayangkan jika dana tersebut digunakan untuk anak2 yang tidak mampu agar bisa ikut sekolah?...

Budaya kapitalisme, benar-benar telah menjadi bagian permasalahan pengelolaan pendidikan, yang tanpa sadar kita menyakiti anak- anak lain yang seharusnya mendapat kesempatan yang layak, semuanya hanya karena budaya yang tanpak sadar luput dari renungan.

Coba kita amati sekolah-sekolah islam atau umum yang bertarip jutaan itu, jika diperas akan banyak dana yang tersisa untuk menyantuni sekolah sekolah yang kondisi sarana prasarannya apalagi sdmnya masih sangat terbatas. Percayalah, sekolah mahal tidak identik dengan pendidikan yang berkualitas